Assalamualaikum ww Kekuasaan (power) sering di identikan dengan politik, walau tidak semua kita sependapat namun kenyataan dilapangan menunjukkan tidak mudah mendapatkan format politik yang shohih, yang jelas berbagai bentuk politik praktis telah dipraktekkan oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu, politik konvensional ini selalu saja memperlihatkan sinyalemen intrik2 politik kotor yang selalu saja mewarnai lingkup kekuasan Disebuah ruang latih silat istana, seorang paruh baya meng-angguk2 puas sambil meng-elus2 jenggotnya yang telah separoh memutih mengamati 2 orang putri kesayangannya berlatih silat dibawah gemblengan maha resi yang diundang khusus dari negeri jiran tembok besar China, tiba2 dikejutkan kedatangan kurir berantai jarak jauh yang membisikkan dalam 2 atau 3 hari ini akan sampai ke istana serombongan kecil pasukan asing, informasinya mereka datang dari tanah Jawa membawa beberapa gerobak yang dihiasi pernik kebesaran raja2 atau apapun namanya pasti terselubung maksud2 tertentu yang masih tanda tanya besar dalam fikiran baginda raja Dua gadis yang sedang tekun berlatih, Dara Petak dan Dara Jingga yang tingkat kepandaiannya telah memasuki papan atas itu sudah boleh disejajarkan dengan dengan pesilat2 tangguh seantero Tanah Melayu saat itu Dara Petak yang bermata agak sipit bawaannya serius, selalu rapi dan wibawa sementara Dara Jingga yang lebih muda beberapa tahun terkesan lincah periang dan manja, mereka bersaudara seayah berlain ibu Ibu Dara Petak yang masih kerabat istana bernama Puti Mambang Thalena yang bergelar Putri Dewi Kencana, tidak banyak diketahui nasabnya keatas sementara Dara Jingga ibunya bernama Puti Reno Mandi yang kalau dirunut keatas masih cicit Puti Jamilan adik bungsu Datuak Perpatih Nan Sabatang pendiri system pemerintahan adat Kelarasan Bodi Caniago anak dari Puti Indo Julita dengan suami kedua Cateri Bilang Pandai Pembantu Utama almarhum suaminya Datuak Maharajo Dirajo sang penguasa puncak Merapi yang legendaris itu Ambisi politik Prabu Sri Kartanegara menguasai Nusantara setelah sukses menguasai Bali, Bakulapura Kalimantan Selatan, Sumba, Maluku, Pahang, Sunda bahkan dibenaknya juga tersusun rencana untuk ekspansi ke istana Mongol China yang kapal dagangnya berseliweran diperarian Nusantara dan ABKnya petantang petenteng dengan arogansinya dimuka penduduk tempatan dikota2 pelabuhan negeri ini Penguasa Tanah Melayu Sri Maharaja Mauliwarmadhewa di-Istano Basa Darmasyraya menerima bingkisan archa emas Budha Amogapasa yang sangat indah dengan cara pandang terwawas jauh kedepan dan menyikapi politik ekspansi Kartanegara ini dengan penuh kearifan terlebih mengingat beliau selama ini tidak mempersiapkan skuadron tempur yang dapat diandalkan kecuali beberapa resimen dubalang istana, setelah melakukan simulasi matematis politik, baginda mempercayakan 2 orang putrinya Dara Petak dan Dara jingga yang dinilai lulus cumlaude luar dalam itu untuk berangkatan ke Istana Kartanegara yang tentu saja dilengkapi dengan visi dan misi serta nilai2 yang dianut yang sarat dengan pesan2 politik tingkat tinggi karena bagaimanapun eksistensi Ranah Melayu ini sedang dipertaruhkan ditangan mereka Situasi politik yang bergerak cepat dan tak terduga mendamparkan kedua putri bermental baja ini kepanggung politik Raden Wijaya di istana Mojopahit, berada dilingkung istana Mojopahit tidak jarang kedua Putri Melayu ini dikepung intrik politik kotor yang intinya mengintai kelengahan dan kelemahan lawan itu telah menempa mereka selalu siap untuk semua medan dan situasi Adalah Dara Petak dari semua istri Raden Wijaya berhasil memainkan peran dengan sangat baik terlebih setelah kelahiran putranya Raden Kala Gemet yang menyedot perhatian besar Raden Wijaya hingga tidak heran sedikit demi sedikit peran politik Dara Petak semakin berada setingkat diatas angin diantara istri2 bahkan permaisuri dan para pembesar istana, begitulah komitmennya terlebih mengingat pesan2 politik Ayahanda Baginda Mauliwarmadhewa yang memicu Dara Petak menempatkan ambisi politik diatas semua kepentingan lainnya Berbeda dengan Dara Jingga, walau digembleng oleh ayahanda dan maha resi yang sama, egonya lebih menonjol ditambah lagi ada sedikit cemburu dihati melihat Raden Wijaya tercurah benar sayangnya kepada Dara Petak dan putranya Kala Gemet, segera saja memutuskan cepat2 aja pulang kampuang, mending terdepan dinegeri sendiri ketimbang jadi ekor di istana megah dan dengan dalih rindu ayah bunda dan kampung halaman kesampaian juga niatnya Bergemuruh dada Mahesa Kebho Anabrang menerima perintah mengawal Dara Jingga ke Tanah Melayu, mantan panglima Pamalayu berilmu tinggi dan guantheng ini sejak pandang pertama udah kanai ati kepada sang Dara Jingga yang pipinya ke-merah2an itu, tapi gimanalah sebagai kesatria abdi raja, hati kecilnya menyatakan ini salah besar jatuh hati kepada istri induk semang, namun girang banget dapat selalu dekat dengan wanita pujaan hatinya itu Menyadari diri berbadan dua Dara Jingga lebih banyak mengurung diri dan merenung terlebih mengingat visi politik yang diembankan ayahandanya belum ada apa2nya Baginda Mauliwarmadhewa dan se-isi istana sangat bersuka cita menyambut kelahiran bayi Dara Jingga, bocah kecil yang kemudian menjadi perintang rusuh itu diasuh oleh 7 inang istana yang masih saudara2 ibunya, bahkan jelang remaja tidak jarang berada di istana Tanah Pilih Jambi yang masih kerabat dekat baginda kakeknya, Aji Mas Krebet demikian anak muda ini dipanggil dilingkungan istana Tanah Pilih Jambi memantapkan masa mudanya sebagai Pangeran Ariya Adhitiyawarman bersama saudara sepupunya Raden Mas Kala Gemet dibawah asuhan dan gemblengan bibinya Dara Petak Sri Inderasywari di-Istana Ayahnya Raden Wijaya Sri Kertarajasa Jhayawardhana Sanggramawijaya Mojopahit Dara Petak yang ambisius dan komitmen dengan visi dan misi politiknya menaruh harapan besar kepada kedua muda ini, tidak heran pengajaran pendidikan dan pelatihan lahir batin termasuk tatik dan strategi kewiraan bela negara dan peperangan serta diplomasi, politik, pemerintahan dan hubungan luar negeri menjadi mata pelajaran santapan harian mereka Bagaimana Dara Jingga di Istano Dharmasyraya dan gimana pula grasa grusu mantan panglima Kebho Anabrang yang naksir berat dengan Dara Petak istri induk semangnya itu? Jangan ke-mana2 tetap di milis ini Wasalam
Kamis, 10 Mei 2012
SEKILAS TENTANG POLITIK DARI ZAMAN KE ZAMAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar