RANAH MINANG

Mounting created Bloggif Mounting created Bloggif

Kamis, 10 Mei 2012

SEKILAS TENTANG POLITIK DARI ZAMAN KE ZAMAN

Assalamualaikum ww
   
  Kekuasaan (power) sering di identikan dengan politik, walau tidak semua kita 
sependapat namun kenyataan dilapangan menunjukkan tidak mudah mendapatkan 
format politik yang shohih, yang jelas berbagai bentuk politik praktis telah 
dipraktekkan oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu, politik konvensional 
ini selalu saja memperlihatkan sinyalemen intrik2 politik kotor yang selalu 
saja mewarnai lingkup kekuasan
   
  Disebuah ruang latih silat istana, seorang paruh baya meng-angguk2 puas 
sambil meng-elus2 jenggotnya yang telah separoh memutih mengamati 2 orang putri 
kesayangannya berlatih silat dibawah gemblengan maha resi yang diundang khusus 
dari negeri jiran tembok besar China, tiba2 dikejutkan kedatangan kurir 
berantai jarak jauh yang membisikkan dalam 2 atau 3 hari ini akan sampai ke 
istana serombongan kecil pasukan asing, informasinya mereka datang dari tanah 
Jawa membawa beberapa gerobak yang dihiasi pernik kebesaran raja2 atau apapun 
namanya pasti terselubung maksud2 tertentu yang masih tanda tanya besar dalam 
fikiran baginda raja
   
  Dua gadis yang sedang tekun berlatih, Dara Petak dan Dara Jingga yang tingkat 
kepandaiannya telah memasuki papan atas itu sudah boleh disejajarkan dengan 
dengan pesilat2 tangguh seantero Tanah Melayu saat itu
   
  Dara Petak yang bermata agak sipit bawaannya serius, selalu rapi dan wibawa 
sementara Dara Jingga yang lebih muda beberapa tahun terkesan lincah periang 
dan manja, mereka bersaudara seayah berlain ibu
   
  Ibu Dara Petak yang masih kerabat istana bernama Puti Mambang Thalena yang 
bergelar Putri Dewi Kencana, tidak banyak diketahui nasabnya keatas sementara 
Dara Jingga ibunya bernama Puti Reno Mandi yang kalau dirunut keatas masih 
cicit Puti Jamilan adik bungsu Datuak Perpatih Nan Sabatang pendiri system 
pemerintahan adat Kelarasan Bodi Caniago anak dari Puti Indo Julita dengan 
suami kedua Cateri Bilang Pandai Pembantu Utama almarhum suaminya Datuak 
Maharajo Dirajo sang penguasa puncak Merapi yang legendaris itu
   
  Ambisi politik Prabu Sri Kartanegara menguasai Nusantara setelah sukses 
menguasai Bali, Bakulapura Kalimantan Selatan, Sumba, Maluku, Pahang, Sunda 
bahkan dibenaknya juga tersusun rencana untuk ekspansi ke istana Mongol China 
yang kapal dagangnya berseliweran diperarian Nusantara dan ABKnya petantang 
petenteng dengan arogansinya dimuka penduduk tempatan dikota2 pelabuhan negeri 
ini
   
  Penguasa Tanah Melayu Sri Maharaja Mauliwarmadhewa di-Istano Basa Darmasyraya 
menerima bingkisan archa emas Budha Amogapasa yang sangat indah dengan cara 
pandang terwawas jauh kedepan dan menyikapi politik ekspansi Kartanegara ini 
dengan penuh kearifan terlebih mengingat beliau selama ini tidak mempersiapkan 
skuadron tempur yang dapat diandalkan kecuali beberapa resimen dubalang istana, 
setelah melakukan simulasi matematis politik, baginda mempercayakan 2 orang 
putrinya Dara Petak dan Dara jingga yang dinilai lulus cumlaude luar dalam itu 
untuk berangkatan ke Istana Kartanegara yang tentu saja dilengkapi dengan visi 
dan misi serta nilai2 yang dianut yang sarat dengan pesan2 politik tingkat 
tinggi karena bagaimanapun eksistensi Ranah Melayu ini sedang dipertaruhkan 
ditangan mereka
   
  Situasi politik yang bergerak cepat dan tak terduga mendamparkan kedua putri 
bermental baja ini kepanggung politik Raden Wijaya di istana Mojopahit, berada 
dilingkung istana Mojopahit tidak jarang kedua Putri Melayu ini dikepung intrik 
politik kotor yang intinya mengintai kelengahan dan kelemahan lawan itu telah 
menempa mereka selalu siap untuk semua medan dan situasi 
   
  Adalah Dara Petak dari semua istri Raden Wijaya berhasil memainkan peran 
dengan sangat baik terlebih setelah kelahiran putranya Raden Kala Gemet yang 
menyedot perhatian besar Raden Wijaya hingga tidak heran sedikit demi sedikit 
peran politik Dara Petak semakin berada setingkat diatas angin diantara istri2 
bahkan permaisuri dan para pembesar istana, begitulah komitmennya terlebih 
mengingat pesan2 politik Ayahanda Baginda Mauliwarmadhewa yang memicu Dara 
Petak menempatkan ambisi politik diatas semua kepentingan lainnya
   
  Berbeda dengan Dara Jingga, walau digembleng oleh ayahanda dan maha resi yang 
sama, egonya lebih menonjol ditambah lagi ada sedikit cemburu dihati melihat 
Raden Wijaya tercurah benar sayangnya kepada Dara Petak dan putranya Kala 
Gemet, segera saja memutuskan cepat2 aja pulang kampuang, mending terdepan 
dinegeri sendiri ketimbang jadi ekor di istana megah dan dengan dalih rindu 
ayah bunda dan kampung halaman kesampaian juga niatnya
   
  Bergemuruh dada Mahesa Kebho Anabrang menerima perintah mengawal Dara Jingga 
ke Tanah Melayu, mantan panglima “Pamalayu” berilmu tinggi dan guantheng ini 
sejak pandang pertama udah kanai ati kepada sang Dara Jingga yang pipinya 
ke-merah2an itu, tapi gimanalah sebagai kesatria abdi raja, hati kecilnya 
menyatakan “ini salah besar” jatuh hati kepada istri induk semang, namun girang 
banget dapat selalu dekat dengan wanita pujaan hatinya itu 
   
  Menyadari diri berbadan dua Dara Jingga lebih banyak mengurung diri dan 
merenung terlebih mengingat visi politik yang diembankan ayahandanya belum ada 
apa2nya
   
  Baginda Mauliwarmadhewa dan se-isi istana sangat bersuka cita menyambut 
kelahiran bayi Dara Jingga, bocah kecil yang kemudian menjadi perintang rusuh 
itu diasuh oleh 7 inang istana yang masih saudara2 ibunya, bahkan jelang remaja 
tidak jarang berada di istana Tanah Pilih Jambi yang masih kerabat dekat 
baginda kakeknya, Aji Mas Krebet demikian anak muda ini dipanggil dilingkungan 
istana Tanah Pilih Jambi memantapkan masa mudanya sebagai Pangeran Ariya 
Adhitiyawarman bersama saudara sepupunya Raden Mas Kala Gemet dibawah asuhan 
dan gemblengan bibinya Dara Petak Sri Inderasywari di-Istana Ayahnya Raden 
Wijaya Sri Kertarajasa Jhayawardhana Sanggramawijaya Mojopahit
   
  Dara Petak yang ambisius dan komitmen dengan visi dan misi politiknya menaruh 
harapan besar kepada kedua muda ini, tidak heran pengajaran pendidikan dan 
pelatihan lahir batin termasuk tatik dan strategi kewiraan bela negara dan 
peperangan serta diplomasi, politik, pemerintahan dan hubungan luar negeri 
menjadi mata pelajaran santapan harian mereka  
   
  Bagaimana Dara Jingga di Istano Dharmasyraya dan gimana pula grasa grusu 
mantan panglima Kebho Anabrang yang naksir berat dengan Dara Petak istri induk 
semangnya itu? Jangan ke-mana2 tetap di milis ini 
   
  Wasalam 

Tidak ada komentar: