Pesisir Selatan,
- Lengkap sudah penderitaan warga Pasir Putih Kambang Pesisir Selatan. Setelah dilanda banjir awal November lalu, kini kawasan ini kembali luluhlantak diterjang abrasi. Puluhan rumah hancur, ratusan orang mengungsi karena rumah tidak bisa lagi ditempati akibat diterjang abrasi semenjak Sabtu.
Rumah warga yang runtuh akibat abrasi sebanyak sepuluh unit dan puluhan lainnya rusak berat. Rumah warga yang runtuh akbiat abrasi adalah rumah milik Sisau, Yeni, Netti, Mak Cik, Ita, Markis, Rumah Makan Takana Juo, Rumah Makan Mutia, rumah Ujang, Anto.
”Ombak besar terjadi semenjak Sabtu (24/12) dan berlanjut pada Minggu. Ketinggian ombak tidak seperti biuasanya, bahkan beberapa kali ombak memecah didapur,” kata Anto (30), warga Pasir Putih Kambang.
Disebutkannya, kerusakan terhebat terjadi pada Sabtu malam, saat itu ombak sedang dalam keadaan besar. Awalanya ombak hanya mengikis bagian belakang yakni pasir di pantai, kemudian setelah itu lenyap barulah terjadi kerusakan bagian belakang rumah. “Rumah kami awalnya runtuh pada bagian belakang, kemudian pengikisan terus terjadi. Pondasi bolong dan akhirnya seluruh bagian belakang runtuh dan terseret ombak, warga Pasir Putih kini cemas karena rumah tempat untuk tinggal akan ludes,” katanya mengisahkan.
Sementara Netti (40) menyebutkankan pada Sabtu sore warga sekitar sudah mengetahui terjadi kenaikan air pasang yang diikuti gelombang besar. Lantas ia bersama anggota keluarganya mengeluarkan seluruh barang yang ada dalam rumah. “Air laut dengan cepat mengikis pinggir pantai, kemudian ombak menghantam rumah kami bagian belakang. Semua barang yang ada dalam rumah kami keluarkan dan pindahkan ketempat yang aman,” kata Netty menjelaskan.
Dikatakannya, ia bersama tetangga lainnya mengungsi kerumah warga di seberang jalan nasional. Di sana mereka tidur seadanya saja. ‘Kami butuh bantuyan segera dari pemerintah, misalnya selimut, makanana bayi dan tenda,’ katanya.
Wali nagari Kambang Barat Nurlison menyebutkan, bencana abrasi pantai sudah sering terjadi, namun bencana kali ini menimbulkan dampak sangat besar bagi warga yang bermukim dikawasan Pasir Putih Kambang. “Menurut data kami, maka terdapat 20 rumah yang mengalami kerusakan hebat dan sebagiannya runtuh. Rumah yang terkena abrasi tersebut umumnya tidak bisa ditempati. Untuk itu, kepada warga diminta tidak memaksakan diri tinggal dirumah tersebut,’’ katanya.
Dikatakannya, akibat bencana abrasi kerugian yang ditimbulkan mencapai satu milyar rupiah. ‘’Tidak ada korban jiwa yang timbul akbit bencana tersebut,’’ katanya.
Sementara itu Kepala BPBD Pessel, Nashariyadi menyebutkan pemerintah menurunkan personil untuk melakukan pemantauan dan pendataan korban bencana anbrasi. ‘’Selain itu petugas kami juga memberikan petunjuk kepad korban bencana tata cara penyelamatan,’’ kata Nashariyadi.
Ia juga menyebutkan, Kawasan Pasir Putih tidak layak dijadikan pemukiman. ‘’Kami menghimbau, warga yang tinggal disepanjang pantai untuk memikirkan masa depan dengan tidak lagi tinggal dikawasan pinggiran pantai rawan bencana. Jangan setiap tahun kita disibukkan oleh bencana yang sebenarnya sudah bisa diprediksi di pinggir pantai,’’ katanya.
Wakil Bupati Pessel, Editiawarman mengatakan, pemerintah telah menurunkan dua untuk ekscavator untuk mengamankan tebing yang tergerus, selain itu karung diisi pasir sebagi penahan ombak. Sementara terkait dengan warga, mereka dianggap masih belum membutuhkan bantuan pangan.
Kecamatan Bayang
Sementara itu puluhan unit rumah masyarakat di dua kecamatan yaitu, kecamatan Bayang dan Bayu bagian atapnya diterbang angin badai, kemudian satu unit rumah masyarakat di Pulut-pulut Kecamatan Bayang utara milik Rijal Efendi tertimpa pohon kelapa, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, kejadian sekitar jam 13,30 wib , Minggu (25/12)
Kerusakan rumah yang terparah di Bayang yaitu rumah masyarakat nelayan karena mereka bermukim dekat pinggir pantai, angin badai yang berlangsung sekitar 1 jam telah membuat masyarakat berhamburan keluar rumah menghindar dari bahaya mencari daerah yang aman.
Salah seorang nelayan di Muara Pasar Baru Utih mengakui, angin kencang yang datangnya tanpa diduga dengan kondisi cuaca yang cerah membuat panik masyarakat, untung saja kejadian berlangsung disiang hari, bila kondisi ini terjadi pada malam hari tentu ada korban yang terhimpit bagian bangunan rumah.
Camat Bayang Sutan Heriyardi meminta masyarakat supaya menghindar ketika terjadi badai, karena tidak ada seorangpun yang menginkan datangnya musibah, maka menyelamatkan diri dari bahaya salah satu upaya terhindar dari kerugian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar