RANAH MINANG

Mounting created Bloggif Mounting created Bloggif

Kamis, 26 Januari 2012

SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN

الحَمْدُ ِللهِ غَافِرِ الذَّنـْبِ وَ قَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِلَيْهِ اْلمَصِيْرُ. وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، يُسَبِّحُ لَهُ مَا فيِ 
السَّموَاتِ وَ مَا فيِ الأَرْضِ، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ، وَ هُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، البَشِيْرُ النَّذِيْرُ، وَ السِّرَاجُ المُنِيْرُ، 
صَلَوَاتُ اللهِ وَ سَلاَمُهُ عَلىَ هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ ، وَ عَلىَ آله وَصَحَابَتِهِ  وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَ عَزَّرُوْهُ وَ نَصَرُوْهُ وَ اتـَّبَعُوْا النُّوْرَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ،  وَ أَحْيِنَا 
اللَّهُمَّ عَلىَ سُنَّتِهِ، وَ أَمِتْنَا عَلَى مِلَّتِهِ، وَ احْشُرْنَا فيِ زُمْرَتـِهِ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنـْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصِّدِّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَ حَسُنَ أُولَئِكَ 
رَفِيْقًا.

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Seungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” (Q.S. Al ‘Ankabut : 45)
Kemusliman seseorang  bisa dilihat dari shalatnya. Shalat sangat berperan dalam membentuk kepribadian seorang muslim. Jika shalatnya baik lagi benar, dilakukan tepat waktu dan dengan hati yang khusyu’ serta ikhlas Lillahi Ta’ala, Insya Allah shalat itu dapat mencegahnya dari perbuatan yang dimurkai oleh Allah SWT.
Shalat lima waktu adalah rangkaian perjalanan menghadap Tuhan, yang telah diwajibkan Allah kepada hamba-Nya di dalam waktu yang berbeda, setiap siang dan malam.
Di dalam shalat seorang  mukmin melepaskan dirinya dari segala urusan duniawi dan menumpahkan seluruh pengabdian kepada Tuhannya dengan cara mengingat kebesaran-Nya, bermunajat kepada-Nya, memohon pertolongan dan petunjuk dari-Nya.
Di dalam shalat seorang menyerahkan diri sepenuhnya kepada perlindungan Tuhan Yang Maha Pengasih, menghayati kebesaran-Nya yang mutlak, menjadikan diri kita kecil di hadapan kebesaran-Nya dalam kehidupan duniawi.
Al Qur’an menyebutkan bahwa persaudaraan seiman dan seakidah dapat dinilai dari tobat, zakat dan shalat yang ditegakkannya. Al Qur’an menjelaskan bahwa orang yang bertaubat kemudian mau mengeluarkan zakat dan selalu mengerjakan shalat dengan sempurna adalah saudara se-agama. Sebagai yang ditegaskan dalam firman Allah SWT:
“Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudara seagama.” (Q.S. At Taubah: 11)
Shalat lima waktu, apabila dikerjakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan sesuai tuntunan yang telah ditetapkan akan berimplikasi positif kepada pelakunya. Syaratnya berwudhu’ yang dilakukan sebelum shalat, pakaian dan tempat yang bersih lagi suci dari najis adalah mendidik agar kita mencintai kebersihan.
Di samping kebersihan badan, pakaian dan tempat, yang lebih penting lagi adalah kebersihan hati dari sifat riya’ atau semata mengharap penilaian orang lain saja.  
Maka, dari shalat dapat diambil dua manfaat dalam hidup yakni kecintaan dan kebersihan. Pertama kebersihan badan, pakaian dan lingkungan. Kedua adalah kebersihan hati dan kesucian jiwa, karena wudhu’ dapat membersihkan noda dan dosa  yang pernah dilakukan oleh anggota badan. Dengan usapan dan percikan air yang membasuh bagian anggota badan kita, saat itu noda dan dosa berguguran seiring dengan cucuran air wudhu’ yang membasahinya.[1]
Shalat mendidik berdisiplin dan menghargai waktu. Shalat menanamkan sikap ksatria, yaitu sikap sedia dipimpin dan siap memimpin, menjadi imam memimpin makmum.


اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ 
 اللَّهِ  أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Tidak ada komentar: