Galodo atau banjir bandang kembali melanda wilayah Sumbar. Setelah
Pesisir Selatan, kemarin giliran warga di Kenagarian Simpang dan
Alahanmati, Kecamatan Simpang Alahanmati (Simpati), dan Rimbo Malampah
Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman yang merasakan dahsyatnya
galodo. Ratusan rumah dan hewan ternak warga lenyap dihantam galodo yang
terjadi Rabu (22/2) sekitar pukul 17.30 WIB.
Namun, belum bisa dipastikan jumlah korban jiwa dalam perstiwa itu, karena tim penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan SAR Pasaman dibantu BPBD Pasaman Barat dan Lubukbasung, Agam masih melakukan penyelamatan atau mengungsikan korban yang harus diungsikan ke daerah aman. Galodo tersebut terjadi, akibat tingginya curah hujan dalam dua hari terakhir.
Camat Simpati Yasrin Tules kepada Padang Ekspres tadi malam menyebutkan, kawasan itu ibarat lautan, penuh kayu dan dan lumpur. Jalanjalan menuju lokasi ditutupi kayu-kayu yang bertumbangan, ruas jalan utama Kumpulan-Pasaman Barat (Pasbar) putus total. Sepanjang satu kilometer jalan tertimbun material longsoran. Dua jembatan putus sehingga akses menuju lokasi terhambat.
Yasrin Tules yang tidak bisa menembus ke lokasi bencana kepada Padang Ekspres tadi malam mengatakan, genangan air menutupi sebagian besar pemukiman dan jalan di dua nagari itu. Akibatnya, jalan menuju lokasi galodo sulit ditempuh.
“Jangan kan dengan kendaraan, melalui jalan kaki saja sulit untuk menuju lokasi. Jadi, kita belum bisa menembus lokasi, karena menjelang lokasi itu ibaratkan lautan, ditambah lagi kayu banyak tumbang di jalan dan lumpur,” kata Yasrin Tules yang belum lama ini menjabat camat.
Kepala BPBD Pasaman M Nasir kepada Padang Ekspres menyebutkan, di dua nagari Simpang dan Alahanmati dengan enam jorong itu tinggal belasan ribu penduduk. Sedangkan di kawasan yang terkena galodo itu, kata dia ada sekitar 200 KK lebih yang tinggal. Berbagai fasilitas umum seperti jembatan, sawah, kebun, sekolah, dan rumah ibadah banyak yang rusak, serta ternak banyak terbawa arus banjir bandang. Listrik juga padam dan di lokasi itu tidak dapat sinyal handphone.
Banjir ini, kata Nasir tergolong terbesar melanda Pasaman sejak tahun 1980 lalu. “Kita belum bisa pastikan ada korban jiwa, baik yang tertimbun longsor maupun hanyut, karena tim masih melakukan penyisiran dan membantu para korban selamat mengungsi ke sekolah-sekolah yang aman. Sejauh ini tim saya belum menemukan adanya korban yang tewas,” jelas M Nasir kepada Padang Ekspres pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
Seorang petugas BPBD Pasaman Nasution mengatakan, sulit menembus medan, karena banyaknya kayu besar yang bertumbangan dan jalan yang tergenang air luapan sungai-sungai. Hujan deras yang terus mengguyur daerah itu juga menambah sulitnya tim penyelamat memastikan ada atau tidaknya korban jiwa dalam peristiwa ini.
Manager Pusdalops BPBD Sumbar Ade Edward membenarkan terjadinya galodo besar di Nagari Simpang dan Alahanmati Pasaman. Dia belum bisa memastikan adanya korban dan bagaimana kondisi di lokasi galodo, karena masih dalam perjalanan ke lokasi guna mengecek kondisi bencana di daerah itu.
Bupati Pasaman Benny Utama yang berangkat ke lokasi bersama unsur muspida mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan korban jiwa dalam peristiwa galodo itu. Baik yang terendam banjir bandang maupun yang hanyut terbawa arus.
Benny Utama mengatakan, warga sementara diungsikan ke SMP 1 Simpati. Logistik akan mulai didrop ke lokasi pagi ini. SMP 1 Simpati itu juga akan dijadikan sebagai posko penanggulangan bencana. Dapur umum dan pengobatan terhadap warga yang luka-luka akibat banjir akan dilakukan di sana.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Simpati memiliki luas 69,56 Km persegi atau 1.76 persen dari total luas Pasaman. Sedangkan jumlah penduduk pada 2010, totalnya sebanyak 10.634 jiwa atau 0.89 persen dari total penduduk Pasaman. Di Alahanmati sebanyak 3.998 jiwa dan di Simpang 6.636 jiwa. Kecamatan ini berjarak antara 22 sampai 32 kilometer dari ibukota kabupaten.
Namun, belum bisa dipastikan jumlah korban jiwa dalam perstiwa itu, karena tim penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan SAR Pasaman dibantu BPBD Pasaman Barat dan Lubukbasung, Agam masih melakukan penyelamatan atau mengungsikan korban yang harus diungsikan ke daerah aman. Galodo tersebut terjadi, akibat tingginya curah hujan dalam dua hari terakhir.
Camat Simpati Yasrin Tules kepada Padang Ekspres tadi malam menyebutkan, kawasan itu ibarat lautan, penuh kayu dan dan lumpur. Jalanjalan menuju lokasi ditutupi kayu-kayu yang bertumbangan, ruas jalan utama Kumpulan-Pasaman Barat (Pasbar) putus total. Sepanjang satu kilometer jalan tertimbun material longsoran. Dua jembatan putus sehingga akses menuju lokasi terhambat.
Yasrin Tules yang tidak bisa menembus ke lokasi bencana kepada Padang Ekspres tadi malam mengatakan, genangan air menutupi sebagian besar pemukiman dan jalan di dua nagari itu. Akibatnya, jalan menuju lokasi galodo sulit ditempuh.
“Jangan kan dengan kendaraan, melalui jalan kaki saja sulit untuk menuju lokasi. Jadi, kita belum bisa menembus lokasi, karena menjelang lokasi itu ibaratkan lautan, ditambah lagi kayu banyak tumbang di jalan dan lumpur,” kata Yasrin Tules yang belum lama ini menjabat camat.
Kepala BPBD Pasaman M Nasir kepada Padang Ekspres menyebutkan, di dua nagari Simpang dan Alahanmati dengan enam jorong itu tinggal belasan ribu penduduk. Sedangkan di kawasan yang terkena galodo itu, kata dia ada sekitar 200 KK lebih yang tinggal. Berbagai fasilitas umum seperti jembatan, sawah, kebun, sekolah, dan rumah ibadah banyak yang rusak, serta ternak banyak terbawa arus banjir bandang. Listrik juga padam dan di lokasi itu tidak dapat sinyal handphone.
Banjir ini, kata Nasir tergolong terbesar melanda Pasaman sejak tahun 1980 lalu. “Kita belum bisa pastikan ada korban jiwa, baik yang tertimbun longsor maupun hanyut, karena tim masih melakukan penyisiran dan membantu para korban selamat mengungsi ke sekolah-sekolah yang aman. Sejauh ini tim saya belum menemukan adanya korban yang tewas,” jelas M Nasir kepada Padang Ekspres pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
Seorang petugas BPBD Pasaman Nasution mengatakan, sulit menembus medan, karena banyaknya kayu besar yang bertumbangan dan jalan yang tergenang air luapan sungai-sungai. Hujan deras yang terus mengguyur daerah itu juga menambah sulitnya tim penyelamat memastikan ada atau tidaknya korban jiwa dalam peristiwa ini.
Manager Pusdalops BPBD Sumbar Ade Edward membenarkan terjadinya galodo besar di Nagari Simpang dan Alahanmati Pasaman. Dia belum bisa memastikan adanya korban dan bagaimana kondisi di lokasi galodo, karena masih dalam perjalanan ke lokasi guna mengecek kondisi bencana di daerah itu.
Bupati Pasaman Benny Utama yang berangkat ke lokasi bersama unsur muspida mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan korban jiwa dalam peristiwa galodo itu. Baik yang terendam banjir bandang maupun yang hanyut terbawa arus.
Benny Utama mengatakan, warga sementara diungsikan ke SMP 1 Simpati. Logistik akan mulai didrop ke lokasi pagi ini. SMP 1 Simpati itu juga akan dijadikan sebagai posko penanggulangan bencana. Dapur umum dan pengobatan terhadap warga yang luka-luka akibat banjir akan dilakukan di sana.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Simpati memiliki luas 69,56 Km persegi atau 1.76 persen dari total luas Pasaman. Sedangkan jumlah penduduk pada 2010, totalnya sebanyak 10.634 jiwa atau 0.89 persen dari total penduduk Pasaman. Di Alahanmati sebanyak 3.998 jiwa dan di Simpang 6.636 jiwa. Kecamatan ini berjarak antara 22 sampai 32 kilometer dari ibukota kabupaten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar