Warga Sarilamak, hampir ribuan jumlahnya, keluar rumah,
Jumat malam pekan lalu. Kabar kabur berseliweran. Ada warga yang
mendengar kabar, di belakang Bukit Limau ada orang yang mengubur mayat,
pagi harinya. Sebagian warga dapat berita, ada mayat perempuan yang
dikubur oleh aparat bermobil plat merah di sana.
Informasi ini tentu saja ini membuat cemas warga. “Kok,
di kampung kami orang mengubur mayat tanpa kabar? Sementara, lokasi
itu bukan lagi pekuburan. Itu tempat membuat batako!” ujar salah seorang
warga yang masih kabur dengan informasi sebenarnya.
Kapolsek Harau, AKP Anita Setya Ningrum, bersama tim
Polsek Harau segera menuju lokasi yang diributkan warga itu. Benar saja,
telah berduyun-duyun warga Sarilamak menuju lokasi kuburan mini
berukuran 1x1 meter, yang masih harum ditabur bunga mawar itu. Lokasinya
tepat berada di bawah atap rumbia, tempat menyimpan batako.
Polisi memang bekerja dengan koordinasi yang optimal.
Kasat Reskrim Polres Limapuluh Kota AKP Russirwan yang sebelumnya telah
berkoordinasi dengan Kapolres AKBP Partomo Iriananto, mengambil
langkah-langkah penyidikan taktis. Kilat namun efektif.
Setelah berkoordinasi di TKP, Kasat Reskrim AKP
Russirwan kemudian berkoodinasi dengan anggotanya. Ditemukan informasi
bahwa mobil dinas plat merah Panther Touring BA 1501 M bersama satu
mobil lainnya, pagi Jumat itu yang mengubur di kuburan buatan.
Langsung, aba-abanya ke Kapolsek Harau, setiap tindakan
yang dilakukan di lokasi peristiwa (TKP) AKP ‘Ayah’ Russirwan akan
mengomandoi. “Jadi, sementara belum akan ada tindakan penggalian.
Kawan-kawan wartawan, mari sama-sama kita ke atas, kita saksikan
penggalian kuburan ini bersama-sama,” ujar Ayah dengan seksama.
Wartawan kemudian mengikuti AKP Russirwan ke arah
kuburan buatan yang berada di ketinggian bukit itu. Di sana, telah
menunggu Kapolsek Harau AKP Anita Setya Ningrum dan KasatPol PP
Limapuluh Kota Nasrianto dan Kasi Ops Kris La Deva.
Izin Pemilik
Siapa pemilik kendaraan plat merah BA 1501 M ini,
ternyata tak susah dicari. Dialah Sigit, Kepala Lapas Kelas II B
Payakumbuh. AKP Russirwan kemudian segera mencari pemilik lahan tempat
kuburan itu. Pemilik lahan, kemudian ikut datang ke lokasi. Lahan ini,
ternyata milik seorang pengusaha bahan bangunan di Payakumbuh.
Saat, kuburan itu akan dibongkar, mobil dinas ini datang
kembali ke lokasi. Sigit terlihat tergopoh-gopoh dengan wajah pasi ke
kuburan. Saat akan dibongkar, kepada warga, petugas polisi dan aparat
lainnya, Sigit kemudian bercerita.
“Bapak dan Ibu. Saya, melakukan penguburan keramik di
bawah meja makan rumah dinas saya ini, sebab saran seorang paranormal di
Bangkinang. Maaf. Saya betul-betul minta maaf. Keluarga saya, istri
dan anak-anak serta saya sendiri diganggu oleh makhluk halus. Kami sudah
tak tahan lagi,” ujarnya.
Pengganti Kalapas sebelumnya, Ali Syahbanna, yang
pensiun Desember 2011 lalu, kembali mengatakan bahwa kuburan ini,
lokasinya juga disarankan oleh paranormal tersebut.
“Saya benar-benar minta maaf. Tak ada maksud saya dan
keluarga berbuat di luar kewajaran. Ini solusi, untuk kami yang selalu
diganggu makhluk halus itu,” tukas Sigit.
Diceritakannya juga, anaknya berkali-kali sejak
Desember lalu, melihat gadis bercorak Belanda yang menghantuinya. Ini
membuat mental anaknya drop. Makanya, ia berkonsultasi dengan teman.
Akhirnya sampailah ia berurusan dengan salah seorang paranormal di
Bangkinang.
Benar saja, kuburan kecil itu mulai dibongkar. Ternyata
dalamnya setinggi lutut saja. Isinya, keramik-keramik putih yang sudah
pecah-pecah dikubur.
Nisannya saja menyerupai nisan kuburan manusia, namun
ditulis dengan pena biasa. Entah apa tulisannya, juga tidak jelas. Sebab
penggalian berlangsung malam hari, sekitar pukul 22.00 WIB.
Walinagari Sarilamak, Budi Febriandi, sempat marah.
“Kenapa hantu di Payakumbuh, dikubur di Sarilamak?” katanya heran.
Warga Sarilamak kemudian bubar teratur. Ternyata, isunya berubah.
Kuburan palsu akibat takut hantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar