RANAH MINANG

Mounting created Bloggif Mounting created Bloggif

Jumat, 27 April 2012

MANUSIA HOLISTIK

“Tantangan global dan internal yang sedang kita hadapi, mengharuskan kita semua untuk lebih memperkuat karakter, identitas dan jati diri kita sebagai sebuah bangsa, bangsa Indoneia. Oleh sebab itu, perlu dan pentingnya kita kembali memahami tentang 4 Pilar Kebangsaan yang meliputi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI untuk menangkal arus budaya luar dan keyakinan yang salah kaprah lagi menyesatkan.”


Pendidikan moral akan berhasil apabila, guru memberi stimulus agar anak
didik memberi respon sesuai dengan keinginan pendidik, dan dengan stimulus,
respon itu anak didik diberi classical conditioning untuk menciptakan kondisi
belajar yang lebih kondusif. Agar tujuan pendidikan moral dapat tercapai, guru
dapat memberi hadiah kepada anak didik yang berhasil dan hukuman bagi yang
gagal, namun dalam koridor memanusiakan manusia. Proses stimulus dan respon
dalam pendidikan moral harus diberikan terus menerus dan terprogram, sehingga
anak SD akan memiliki habitus (pendidikan yang merubah perilaku) dalam
mewujudkan manusia Indonesia yang bermoral.

 Dahulu, ketika zaman Orde Baru, ada semacam penataran massal yang berlangsung di pelbagai tempat, terutama di instansi-instansi pemerintahan, sekolah, dan kampus-kampus. Penataran massal itu bernama “Pendidikan Moral Pancasila”. Bagus sih tujuan penataran tersebut. Namun, apakah penataran tersebut memiliki efek yang dahsyat dalam mengubah masyarakat Indonesia menjadi insan-insan yang bermoral luhur atau memiliki akhlak yang baik, tentulah waktu yang membuktikannya.


Setelah Orde Baru digantikan dengan orde yang lebih baru, penataran massal itu pun menghilang. Terdengar ada sebuah konsep baru dalam menjadikan anak didik dapat sekaligus dididik moralnya. Konsep baru itu bernama pendidikan budi pekerti. Namun, tidak sebagaimana penataran massal zaman Orde Baru, pendidikan budi pekerti ini hanya terdengar sayup-sayup dan sepertinya kurang mendapat tempat di dunia pendidikan di Indonesia.
 Rasulullah Muhammad saw. merupakan pendidik yang berhasil karena memiliki keteladanan dan pribadi yang layak dicontoh. "Beliau selalu melakukan apa yang beliau katakan. Pemimpin itu bukan hanya bisa mengatakan ataupun memerintahkan, melainkan juga harus bisa mencontohkan

  dunia pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan generasi penerus yang terdidik dan bermoral. "Jika pintar tapi tidak bermoral, bersiap-siaplah menunggu kehancuran bangsa ini

Tidak ada komentar: