Malahan, satu diantaranya sudah nikah dahulu sebelum UN dilaksanakan.
Kejadian ini ditemukan pada dua sekolah, yaitu SMP 17 dan SMP 6, setelah Komisi IV DPRD Padang melakukan pantauan UN hari terakhir, Kamis (26/4).
Menurut Kepala SMPN 17 Fauzi Thalib, dari 240 siswa yang terdaftar sebagai peserta UN, hanya diikuti sebanyak 238 siswa saja.
“Sedangkan, dua siswa lagi tidak ikut UN. Pasalnya, karena dipindahkan oleh orangtuanya ke Jakarta untuk dijauhkan dari pacarnya, dan satu lagi akan menikah,” ujarnya.
Sementara itu, di SMP 6, dari 144 peserta yang terdaftar, hanya 142 siswa saja yang ikut UN.
Menurut Kepala SMP 6 Setrial, satu siswa tidak hadir karena habis "kecelakaan" dan malu datang ke sekolah. Sedangkan satu siswi lagi, dikabarkan sudah menikah.
Menurut penuturan siswa lainnya, siswi yang dika.barkan nikah tersebut, sudah hamil duluan.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Padang Muharlion, sangat menyayangkan kondisi ini. Diharapkan, pengontrolan semua pihak, baik pihak sekolah dan orangtua terhadap siswa atau anaknya.”Perlu adanya sinergitasitas antara pihak sekolah dan orangtua dalam mengawasi anaknya," ujarnya.
Setiap sekolah juga diminta, untuk menyediakan buku control untuk melihat kehadiran siswa. Bila satu hari tidak hadir, dicari tahu keberadaan siswa. Tidak itu saja, dengan adanya Ranperda Perlindungan Anak yang sedang dibahas saat ini di DPRD Kota Padang, diharapkan jangan sampai ada hak anak-anak yang terampas.
Tinjauan Komisi IV DPRD Padang pada ujian IPA kemarin, di SMP 17, SMP 33, dan SMP 6, juga ditemukan permasalahan lainnya. Di SMP 17, ditemukan soal paket A yang kurang dan paket D yang berlebih.
”Ini cuma ditemukan pada hari pertama saja. Namun sudah bisa diantisipasi dengan memfoto copi soal yang kurang dengan dikawal pihak kepolisian,” kata Kepala SMP 17, Fauzi Thalib.
Di SMP 6, pada hari pertama ujian, ditemukan soal yang kabur. Kemudian, juga ditemukan siswa yang terlambat datang ke sekolah, akibat ketiduran di rumahnya. Setengah jam ujian dimulai, siswa tersebut sampai di sekolah dan mengikuti ujian.
Ia berharap, pada pelaksanaan UN tahun depan, diminta tim penyeleksi pemasukan soal, mesti dilakukan pengawasan. Sehingga, kesalahan teknis tahun ini seperti kekurangan soal, tidak terjadi kembali.
Kejadian ini ditemukan pada dua sekolah, yaitu SMP 17 dan SMP 6, setelah Komisi IV DPRD Padang melakukan pantauan UN hari terakhir, Kamis (26/4).
Menurut Kepala SMPN 17 Fauzi Thalib, dari 240 siswa yang terdaftar sebagai peserta UN, hanya diikuti sebanyak 238 siswa saja.
“Sedangkan, dua siswa lagi tidak ikut UN. Pasalnya, karena dipindahkan oleh orangtuanya ke Jakarta untuk dijauhkan dari pacarnya, dan satu lagi akan menikah,” ujarnya.
Sementara itu, di SMP 6, dari 144 peserta yang terdaftar, hanya 142 siswa saja yang ikut UN.
Menurut Kepala SMP 6 Setrial, satu siswa tidak hadir karena habis "kecelakaan" dan malu datang ke sekolah. Sedangkan satu siswi lagi, dikabarkan sudah menikah.
Menurut penuturan siswa lainnya, siswi yang dika.barkan nikah tersebut, sudah hamil duluan.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Padang Muharlion, sangat menyayangkan kondisi ini. Diharapkan, pengontrolan semua pihak, baik pihak sekolah dan orangtua terhadap siswa atau anaknya.”Perlu adanya sinergitasitas antara pihak sekolah dan orangtua dalam mengawasi anaknya," ujarnya.
Setiap sekolah juga diminta, untuk menyediakan buku control untuk melihat kehadiran siswa. Bila satu hari tidak hadir, dicari tahu keberadaan siswa. Tidak itu saja, dengan adanya Ranperda Perlindungan Anak yang sedang dibahas saat ini di DPRD Kota Padang, diharapkan jangan sampai ada hak anak-anak yang terampas.
Tinjauan Komisi IV DPRD Padang pada ujian IPA kemarin, di SMP 17, SMP 33, dan SMP 6, juga ditemukan permasalahan lainnya. Di SMP 17, ditemukan soal paket A yang kurang dan paket D yang berlebih.
”Ini cuma ditemukan pada hari pertama saja. Namun sudah bisa diantisipasi dengan memfoto copi soal yang kurang dengan dikawal pihak kepolisian,” kata Kepala SMP 17, Fauzi Thalib.
Di SMP 6, pada hari pertama ujian, ditemukan soal yang kabur. Kemudian, juga ditemukan siswa yang terlambat datang ke sekolah, akibat ketiduran di rumahnya. Setengah jam ujian dimulai, siswa tersebut sampai di sekolah dan mengikuti ujian.
Ia berharap, pada pelaksanaan UN tahun depan, diminta tim penyeleksi pemasukan soal, mesti dilakukan pengawasan. Sehingga, kesalahan teknis tahun ini seperti kekurangan soal, tidak terjadi kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar