RANAH MINANG

Mounting created Bloggif Mounting created Bloggif

Senin, 16 April 2012

MODERN BUKAN ALASAN UNTUAK WANITA MINANGKABAU

Rina Rank Pilli
MODEREN BUKANLAN MANJADI ALASAN BAGI WANITA MINANGKABAU


WANITA MINANGKABAU MODERN bukanlah fenomena yang baru terjadi kemaren. “Modernization in the Minangkabau world”, meminjam judul artikel Taufik Abdullah (1972) adalah sebuah keniscayaan. Para perantau Minang membawa pulang berbagai ideologi, baik yang berlabel agama maupun yang sekuler, bahkan juga ideologi sosialis dan komunis, yang kemudian mempengaruhi masyarakat Minang di kampung halaman sendiri. Minangkabau pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 adalah reaktor peternakan berbagai ideologi, kata Jeffrey Hadler pula dalam bukunya Muslims and Matriarchs […] di Minangkabau (2008:180).



Kaum wanita Minangkabau pun tak lepas pula dari pengaruh berbagai ideologi yang dibawa para perantau itu. Foto yang kami sajikan kali ini memperlihatkan seorang wanita Minang .  ini semula tercatat milik Antiquariaat Minerva di Den Haag. Tidak ada informasi siapa nama wanita ini, juga tempat dimana foto ini dibuat di Sumatra Barat. Melihat latar foto ini,  Mungkin wanita ini sedang berpelesiran ke luar kota.... Barangkali ia adalah salah seorang wanita Minang terpelajar yang memperoleh pendidikan Belanda. ,,. Dia juga tidak memakai selendang atau tikuluak seperti umumnya wanita Minangkabau pada masa itu.



Justru sekarang hampir tak pernah kita melihat wanita Minang, baik yang paling modern sekalipun, dengan gaya seperti gaya wanita dalam foto ini. Yang masih sering kita lihat hanya pakaian tak senonoh. Jadi, coba Anda pikir, apakah ‘modernisasi’ itu sebenarnya? Di tahun 1920-an sebagian wanita Minang sudah tau apa itu moderen... di tahun 2010 ini sebagian mereka pakai jeans ketat dan baju tampak pusar. Namun, hakekatnya sama: refleksi kemodernan, suatu penampilan dan perilaku yang dianggap ‘menyimpang’ dari adat. Fenomena ini akan terus terjadi pada dekade-dekade yang akan datang. Di setiap zaman selalu muncul kepanikan moral (moral panics) dalam menghadapi gejala ini. Dan selalu akan ada orang berkata bahwa ‘dosa manyarakat sudah menumpuk’ dan ‘kiamat sudah dekat’.

Tidak ada komentar: